Di hari kemerdekaan, semua orang teriak lantang, “Merdeka!” sambil kibarin bendera. Tapi ada sekelompok hodler kripto yang teriaknya beda: “Merdeka dari pajak dong, Pak!” Mereka duduk di pojokan, buka aplikasi exchange, lihat portofolio yang warnanya sudah mirip bendera: merah lebih dominan daripada putih.
Lucunya, di tengah euforia parade dan lomba makan kerupuk, mereka malah cemas bukan karena kalah lomba panjat pinang, tapi karena takut “ditarik pajak”. Katanya, “Lho, katanya kita sudah merdeka? Kok dompet digital masih dijajah?”
Ada yang bilang, kalau Bung Karno dulu bilang: “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan.” Sekarang mungkin ada tambahan: “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak bikin hodler kaget pas login dan saldo tiba-tiba berkurang karena potongan pajak.”
Padahal kalau dipikir-pikir, para pejuang dulu rela mati-matian demi kemerdekaan. Masa kita yang cuma disuruh bayar pajak 0 sekian persen sudah gemeteran kayak liat chart Bitcoin pas dumping? Ya bedalah perjuangan bambu runcing dengan perjuangan candlestick, tapi rasa deg-degannya sama.
Akhirnya mereka sadar, mungkin inilah arti kemerdekaan zaman now: merdeka untuk nyimpen aset sendiri, tapi juga merdeka untuk ikut “nyumbang” lewat pajak, walaupun rasanya kayak ikut lomba tarik tambang tapi talinya dipotong di tengah jalan.
Tapi tenang, toh semangat kemerdekaan selalu ngajarin untuk optimis. Selama merah di portofolio belum jadi putih semua, masih ada harapan buat teriak lebih lantang: “Merdeka! …meski pajaknya bikin dompet kempes, tapi hodl tetap jalan terus!”
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Di hari kemerdekaan, semua orang teriak lantang, “Merdeka!” sambil kibarin bendera. Tapi ada sekelompok hodler kripto yang teriaknya beda: “Merdeka dari pajak dong, Pak!” Mereka duduk di pojokan, buka aplikasi exchange, lihat portofolio yang warnanya sudah mirip bendera: merah lebih dominan daripada putih.
Lucunya, di tengah euforia parade dan lomba makan kerupuk, mereka malah cemas bukan karena kalah lomba panjat pinang, tapi karena takut “ditarik pajak”. Katanya, “Lho, katanya kita sudah merdeka? Kok dompet digital masih dijajah?”
Ada yang bilang, kalau Bung Karno dulu bilang: “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan.” Sekarang mungkin ada tambahan: “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak bikin hodler kaget pas login dan saldo tiba-tiba berkurang karena potongan pajak.”
Padahal kalau dipikir-pikir, para pejuang dulu rela mati-matian demi kemerdekaan. Masa kita yang cuma disuruh bayar pajak 0 sekian persen sudah gemeteran kayak liat chart Bitcoin pas dumping? Ya bedalah perjuangan bambu runcing dengan perjuangan candlestick, tapi rasa deg-degannya sama.
Akhirnya mereka sadar, mungkin inilah arti kemerdekaan zaman now: merdeka untuk nyimpen aset sendiri, tapi juga merdeka untuk ikut “nyumbang” lewat pajak, walaupun rasanya kayak ikut lomba tarik tambang tapi talinya dipotong di tengah jalan.
Tapi tenang, toh semangat kemerdekaan selalu ngajarin untuk optimis. Selama merah di portofolio belum jadi putih semua, masih ada harapan buat teriak lebih lantang:
“Merdeka! …meski pajaknya bikin dompet kempes, tapi hodl tetap jalan terus!”