Baru-baru ini, kelompok negara-negara BRICS sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan mata uang kripto yang didukung oleh emas, berita ini menarik perhatian luas di kalangan investor. Jika mata uang kripto dari aliansi negara-negara berkembang ini digunakan untuk perdagangan minyak internasional, itu bisa menandai akhir dari dominasi dolar di bidang ekonomi kunci ini.
Beberapa ahli percaya bahwa penolakan dolar secara besar-besaran dapat menyebabkan pengembalian dolar yang signifikan ke Amerika Serikat, yang berisiko menyebabkan inflasi serius bagi daya beli masyarakat Amerika. Menghadapi ancaman ekonomi potensial ini, beberapa ahli investasi menyarankan untuk mengalihkan dana ke aset yang dapat mempertahankan nilai selama masa inflasi, seperti emas, perak, dan bitcoin.
Bitcoin, karena sifat deflasinya dan adopsi internasional yang semakin luas, dianggap sebagai pilihan ideal untuk melindungi kekayaan pribadi dari dampak potensi krisis mata uang. Meskipun harga Bitcoin mengalami fluktuasi, dalam kondisi ekonomi saat ini, ia dianggap sebagai salah satu pilihan investasi yang paling dapat diandalkan.
Beberapa pakar investasi menyebut mata uang fiat sebagai "uang palsu", beranggapan bahwa mereka akan terus terdevaluasi karena pencetakan uang dan utang pemerintah. Sebaliknya, mereka menyebut emas dan perak sebagai "mata uang Tuhan", dan menganggap Bitcoin sebagai "mata uang rakyat". Ini mencerminkan ketidakpercayaan terhadap sistem keuangan tradisional, serta ketertarikan pada cryptocurrency terdesentralisasi yang tidak dikendalikan oleh pemerintah dan bank.
Salah satu alasan penting mengapa investor secara bertahap lebih memilih emas, perak, dan Bitcoin adalah likuiditas. Dibandingkan dengan aset yang kurang likuid seperti properti, aset-aset ini lebih mudah untuk dibeli dan dijual saat pasar berfluktuasi. Selain itu, dalam lingkungan inflasi, memiliki Bitcoin dianggap sebagai strategi yang efektif untuk melawan inflasi.
Mengenai harga masa depan Bitcoin, terdapat berbagai prediksi di pasar. Ada pandangan yang menyatakan bahwa harga Bitcoin mungkin mencapai 100.000 dolar AS atau bahkan lebih tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Namun, prediksi ini masih memiliki ketidakpastian yang besar, dan investor perlu mempertimbangkan dengan hati-hati saat membuat keputusan.
Secara umum, dengan perubahan pola ekonomi global dan munculnya alat keuangan baru, dominasi dolar AS yang tradisional menghadapi tantangan. Dalam konteks ini, para investor sedang mencari strategi alokasi aset baru untuk menghadapi potensi risiko ekonomi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
16 Suka
Hadiah
16
6
Bagikan
Komentar
0/400
All-InQueen
· 07-30 18:35
Apa pun yang diinvestasikan selalu rugi, bahkan di dalam Ferrari juga bisa menghangatkan tangan.
Lihat AsliBalas0
SatoshiSherpa
· 07-30 12:29
Dolar hampir jatuh, hei
Lihat AsliBalas0
HappyMinerUncle
· 07-30 09:28
Haha, melihat berarti mendapatkan
Lihat AsliBalas0
BearMarketSurvivor
· 07-29 18:09
Bitdog datang! Mengalahkan USD bukanlah mimpi!
Lihat AsliBalas0
CryptoComedian
· 07-29 17:46
Dollar: kamu bermain di dunia kripto dengan cukup boros ya
Negara-negara BRICS menantang dominasi dolar, Bitcoin menjadi pilihan baru untuk lindung nilai
Dominasi Global Dolar Menghadapi Tantangan
Baru-baru ini, kelompok negara-negara BRICS sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan mata uang kripto yang didukung oleh emas, berita ini menarik perhatian luas di kalangan investor. Jika mata uang kripto dari aliansi negara-negara berkembang ini digunakan untuk perdagangan minyak internasional, itu bisa menandai akhir dari dominasi dolar di bidang ekonomi kunci ini.
Beberapa ahli percaya bahwa penolakan dolar secara besar-besaran dapat menyebabkan pengembalian dolar yang signifikan ke Amerika Serikat, yang berisiko menyebabkan inflasi serius bagi daya beli masyarakat Amerika. Menghadapi ancaman ekonomi potensial ini, beberapa ahli investasi menyarankan untuk mengalihkan dana ke aset yang dapat mempertahankan nilai selama masa inflasi, seperti emas, perak, dan bitcoin.
Bitcoin, karena sifat deflasinya dan adopsi internasional yang semakin luas, dianggap sebagai pilihan ideal untuk melindungi kekayaan pribadi dari dampak potensi krisis mata uang. Meskipun harga Bitcoin mengalami fluktuasi, dalam kondisi ekonomi saat ini, ia dianggap sebagai salah satu pilihan investasi yang paling dapat diandalkan.
Beberapa pakar investasi menyebut mata uang fiat sebagai "uang palsu", beranggapan bahwa mereka akan terus terdevaluasi karena pencetakan uang dan utang pemerintah. Sebaliknya, mereka menyebut emas dan perak sebagai "mata uang Tuhan", dan menganggap Bitcoin sebagai "mata uang rakyat". Ini mencerminkan ketidakpercayaan terhadap sistem keuangan tradisional, serta ketertarikan pada cryptocurrency terdesentralisasi yang tidak dikendalikan oleh pemerintah dan bank.
Salah satu alasan penting mengapa investor secara bertahap lebih memilih emas, perak, dan Bitcoin adalah likuiditas. Dibandingkan dengan aset yang kurang likuid seperti properti, aset-aset ini lebih mudah untuk dibeli dan dijual saat pasar berfluktuasi. Selain itu, dalam lingkungan inflasi, memiliki Bitcoin dianggap sebagai strategi yang efektif untuk melawan inflasi.
Mengenai harga masa depan Bitcoin, terdapat berbagai prediksi di pasar. Ada pandangan yang menyatakan bahwa harga Bitcoin mungkin mencapai 100.000 dolar AS atau bahkan lebih tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Namun, prediksi ini masih memiliki ketidakpastian yang besar, dan investor perlu mempertimbangkan dengan hati-hati saat membuat keputusan.
Secara umum, dengan perubahan pola ekonomi global dan munculnya alat keuangan baru, dominasi dolar AS yang tradisional menghadapi tantangan. Dalam konteks ini, para investor sedang mencari strategi alokasi aset baru untuk menghadapi potensi risiko ekonomi.